Libur Akhir Tahun Dikurangi, Puncak Arus Mudik Nataru Diprediksi Mulai 23 Desember
Pemerintahan memutus cuti bersama dikurangi tiga hari, di mana penangguhan liburan ada di tanggal 28-30 Desember 2020. Dengan begitu, tanggal merah ada di 24-27 Desember 2020 dan 31 Desember 2020-3 Januari 2021.
Searah dengan itu, PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai operator 19 lapangan terbang masih lakukan pantauan jalan raya penerbangan dan kesiagaan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2020/2021 sepanjang 18 hari atau mulai 18 Desember 2020 sampai 4 Januari 2021.
Pantauan jalan raya penerbangan dan kesiagaan ini dikerjakan buat pastikan prosedur kesehatan di 19 lapangan terbang masih terlindungi dan penerbangan berjalan mulus.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan Posko Nataru akan diaktifkan di semua lapangan terbang selaku tempat 3C antara stakeholder, yaitu Coordination, Communication dan Collaboration.
"Pada beberapa tahun awalnya Posko Nataru cuman dipakai untuk mengawasi trend jalan raya penerbangan, dan di tahun ini adanya wabah COVID-19, pekerjaan Posko makin bertambah yaitu memantau operasional lapangan terbang dan servis."
"Posko Nataru 2020/2021 akan mempunyai key performnce indicator [KPI] untuk memonitor tempat operasional dan servis buat jaga performa sumber daya manusia [People], keunggulan infrastruktur disamping udara dan darat [Facilities], dan implementasi bermacam proses [Process] hingga penerbangan di masa Nataru bisa berjalan mulus," terang Muhammad Awaluddin.
Salaah sesuatu pantauan faktor operasional di lapangan terbang misalkan pastikan implementasi physical distancing, kelancaran validasi dokumen rapid tes/PCR tes, dan cek in tempat. Sesaat salah satunya pantauan faktor servis diantaranya pastikan tersedianya hand sanitizer, penerapan disinfeksi, kebersihan di tiap tempat.
benefit dari bermain togel secara online "Trend jalan raya penerbangan masih diawasi secara real time tiap hari pada masa pantauan dan kesiagaan, selaku salah satunya usaha kami dalam memperhitungkan dan jaga operasional lapangan terbang masih berjalan mulus dengan prosedur kesehatan yang bagus," terang Muhammad Awaluddin.
Berkaitan dengan jalan raya penerbangan, PT Angkasa Pura II memprediksi pucuk arus mudik ada di 23-24 Desember 2020 dan 30 – 31 Januari 2020, selanjutnya pucuk arus balik pada 3 Januari 2021.
"Persiapan personil dinaikkan, infrastruktur disamping udara dan terminal penumpang ditegaskan siap dipakai, dan semua proses akan digerakkan pada Angkutan Nataru ini, terhitung waktu pucuk arus mudik dan arus balik," tutur Muhammad Awaluddin.
Selanjutnya Muhammad Awaluddin menjelaskan buat memberikan dukungan kelancaran keberangkatan dan kehadiran penumpang pesawat, bandara-bandara PT Angkasa Pura II siap memberi kejelasan ada slot time penerbangan untuk maskapal, peruntukan penerbangan tambahan [extra flight] dan ekstensi jam operasional bandara-bandara jika diperlukan, pada semua tanggal misalkan di sejauh 18 Desember 2020 sampai 4 Januari 2021.
Tentang hal PT Angkasa Pura II mengaplikasikan prosedur kesehatan memiliki konsep Biosafety Management dan Biosecurity Management.
Biosecurity Management digerakkan untuk melindung khalayak dari bahaya COVID-19, dengan program physical distancing, health screening, passenger touchless processing, facility cleanliness, dan people protection.
PT Angkasa Pura II menyarankan ke pelancong, pengunjung lapangan terbang, staff lapangan terbang, staff tenant komersil, supaya terus memprioritaskan prosedur kesehatan dengan jaga jarak, menggunakan masker dan membersihkan tangan.
PT Angkasa Pura II sekarang ini mengurus 19 lapangan terbang, yakni Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Kertajati (Majalengka), Kualanamu (Deli Serang), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Sultan Iskandar Muda (Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).
Lalu, Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkalpinang), Silangit, Banyuwangi, Tjilik Riwut (Palangkaraya), Radin Inten II (Lampung), Fatmawati Soekarno (Bengkulu) dan HAS Hanandjoeddin (Belitung).
